Pernah baca artikel yang dibuat warung sains dan teknologi alias Warstek (https://warstek.com)? Pasti pernah ya, paling tidak kontennya dapat kita temukan di IG, FB atau langsung ke halaman websitenya. Bisa juga lewat broadcast yang menyapa WA grup.
Jika kita amati, di dunia Maya ini, hukum Pareto masih bekerja dengan baik, hanya ada 20% pembuat konten, sisanya adalah mereka yang secara ikhlas akan menyebarkan konten tersebut (baik dengan tetap menyebutkan sumbernya, atau tidak). 80% teman kita ini bisa kita manfaatkan!
Saya pernah diskusi lama dengan seorang teman, konten yang ada di website kita (its.ac.id) kurang menarik, baik dari segi kedalaman maupun keragaman. Konten masih fokus ke berita berita kegiatan, yang (mohon maaf) garing dengan spektrum yang sempit. Jika ada gerakan one day one click menuju website ITS, saya jamin, gak akan berhasil, gak akan, karena daya tariknya lemah.
Apa yang menarik ? Dan dibutuhkan oleh orang di luar sana?, Salah satunya (yang gak berat) adalah sains populer (pop science). Berita dalam kategori ini, secara ciamik dicontoh-sajikan oleh jaringan Warstek yang dikendalikan dari Kota Tsukuba. Tidak ada salahnya untuk meniru, toh sebagian besar kompetensi kita ada di sini, tidak akan susah mencari informasi dan narasumber.
Ups, Apa hubungannya dengan judul di atas? Hehe, jika membayangkan berita dalam kategori ini diproduksi oleh tim yang saat ini bekerja untuk ITS online, sepertinya hasilnya tidak bisa maksimal, selain juga akan menambah beban dan mengurangi produktifitas tim publikasi kegiatan ITS. Untuk mengatasinya, saya membayangkan, ITS membentuk perusahaan, anggap saja sebuah startup yang fokus sebagai content creator dengan tema tema sains populer. Banyak pertanyaan di luar sana yang harus bisa kita jelaskan dengan bahasa bahasa mereka. Cara ini akan mengukuhkan ITS sebagai sumber informasi ilmiah tapi dengan tetap menggunakan bahasa dan pembahasan yang ramah.
Jika kita tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan mudah ke orang lain (kata om Einstein), itu artinya kita belum faham hal tersebut.
Yuk, jadikan ini peluang, peluang bisnis dan peluang berkarya. Karya tak harus paten yang berat berat kan?
Keputih City
Leave a Reply