Dalam upaya meningkatkan pengelolaan sumber daya air di Indonesia, tim kami telah mengembangkan metode analisis spasial untuk memetakan perairan permanen. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Dalam studi tentang banjir, penting untuk memisahkan genangan air yang bersifat permanen dan genangan yang bersifat sementara. Studi terkait banjir fokus pada genangan yang bersifat sementara.
Perairan permanen, seperti danau, sungai, dan waduk, merupakan komponen vital dari ekosistem global. Kawasan ini menyediakan air untuk konsumsi manusia, sekaligus mendukung irigasi pertanian dan keanekaragaman hayati. Namun, di Indonesia, perairan ini menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim, urbanisasi, dan aktivitas manusia lainnya yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas air. Oleh karena itu, pemetaan yang akurat menjadi sangat penting untuk pengelolaan yang berkelanjutan.
Dalam penelitian ini, tim kami memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melakukan analisis spasial. Dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi, peneliti dapat mengidentifikasi dan memetakan perairan permanen dengan presisi yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional. Algoritma yang dikembangkan memungkinkan pemantauan perubahan perairan akurat dan cepat.
Proses penelitian dimulai dengan pengumpulan data dari berbagai sumber citra satelit untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang perairan di Indonesia. Selanjutnya, peneliti menerapkan algoritma pengolahan data untuk mengidentifikasi perairan permanen dan memetakan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Untuk memastikan akurasi data, peneliti juga melakukan validasi dengan membandingkan hasil analisis dengan data lapangan dan sumber data lainnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tim peneliti berhasil memetakan perairan permanen di beberapa wilayah kritis di Lamongan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Data yang dihasilkan mengungkapkan adanya perubahan signifikan dalam luas dan kualitas perairan permanen, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim. Temuan ini menyoroti perlunya tindakan segera untuk melindungi dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah banjir, yang merupakan bencana alam akibat sungai yang tidak mampu menampung curah hujan yang berlebihan, sehingga air meluap dan menggenangi area sekitarnya. Selama musim hujan, banyak daerah di Indonesia mengalami banjir, termasuk Kabupaten Lamongan. Pada awal tahun 2022, banjir musiman terjadi akibat limpasan dari Bengawan Jero, yang menyebabkan banyak rumah, lahan pertanian, dan akses jalan terendam air. Untuk meningkatkan kegiatan mitigasi bencana, penting untuk mengidentifikasi area yang rawan banjir menggunakan teknologi penginderaan jauh.
Dalam konteks ini, distribusi area genangan banjir di Kabupaten Lamongan diidentifikasi menggunakan metode deteksi perubahan dan threshold. Metode deteksi perubahan dilakukan dengan menggunakan citra rasio dari data citra Sentinel-1. Hasil analisis menunjukkan bahwa penutupan lahan di Kabupaten Lamongan terdiri dari sembilan kelas penutupan lahan, di mana kelas lahan pertanian mendominasi dengan luas 1.057,94 km², yang mencakup 60,53% dari total area Kabupaten Lamongan. Sebaliknya, kelas lahan mangrove memiliki area terkecil, yaitu 101,237 km², atau 0,058% dari total area.
Ekstraksi area genangan dilakukan dengan dua nilai threshold yang berbeda, yang diperoleh dari perhitungan statistik. Area genangan banjir yang dihasilkan pada 31 Januari 2022 untuk nilai threshold pertama adalah 54,932 km² dengan akurasi keseluruhan 97% dan koefisien kappa 0,94. Sementara itu, area genangan banjir dengan nilai threshold kedua adalah 90,330 km² dengan akurasi keseluruhan 94% dan koefisien kappa 0,88.
Implikasi dari hasil penelitian ini sangat besar bagi pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Data yang akurat dan real-time dapat membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif. Dengan informasi yang tepat, perencanaan infrastruktur dapat dilakukan dengan lebih baik, sehingga pembangunan bendungan dan sistem irigasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu dalam upaya konservasi lingkungan dengan mengidentifikasi area yang memerlukan perlindungan lebih lanjut untuk menjaga keanekaragaman hayati dan kualitas air.
Dukungan dari berbagai lembaga, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta kolaborasi dengan universitas dan institusi penelitian lainnya, menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam mengatasi tantangan lingkungan yang kompleks. Ke depan, tim peneliti berencana untuk memperluas studi ini ke wilayah lain di Indonesia dan mengembangkan teknologi yang lebih baik dalam hal analisis spasial.
Artikel terkait: https://journal.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/1207
Tulisan ini dibuat dengan bantuan ChatGPT 4.o