Dalam dunia akademik, indeksasi jurnal merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kualitas dan pengaruh suatu publikasi. Di Indonesia, SINTA (Science and Technology Index) mengelompokkan jurnal ke dalam beberapa klaster, dengan Sinta 1 dan Sinta 2 sebagai klaster tertinggi. Jurnal Sinta 1 harus sepenuhnya berbahasa Inggris, sementara jurnal Sinta 2 dapat berbahasa Indonesia dengan abstrak dalam Bahasa Inggris.

Dengan ketentuan seperti di atas, jurnal berbahasa Indonesia yang berkualitas tinggi menghadapi tantangan besar untuk mendapatkan pengakuan internasional. Beberapa faktor tersebut, diantaranya:

1. Jurnal berbahasa Indonesia memiliki cakupan yang terbatas dalam komunitas akademik internasional. Namun di sisi lain, menyediakan pengetahuan dalam bahasa nasional adalah salah satu cara untuk mempercepat penyebaran pengetahuan ke masyarakat umum.
2. Banyak peneliti Indonesia yang lebih nyaman menulis dalam bahasa Indonesia. Namun, untuk mencapai Sinta 1, mereka harus menulis dalam bahasa Inggris, yang mungkin tidak dikuasai dengan baik oleh semua peneliti.
3. Kebijakan yang mengharuskan jurnal Sinta 1 berbahasa Inggris dapat menghambat jurnal berbahasa Indonesia untuk mencapai pengakuan tertinggi, meskipun kualitasnya tinggi.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil, seperti 1) Mencari jalan agar jurnal berbahasa indonesia bisa memiliki kualitas internasional sehingga bisa terindeks di lembaga indeksasi global seperti scopus. Kemarin, secara tidak sengaja saya menemukan jurnal berbahasa jepang dalam database scopus. Namanya: Journal of Geography (Chigaku Zasshi), jurnal inisepenuhnya berbahasa Jepang (dengan abstrak dan judul dalam bahasa jepang dan inggris. Hal ini menunjukkan bahwa jurnal berkualitas tinggi tidak harus selalu berbahasa Inggris. Peluang untuk menjadikan jurnal berbahasa indonesia agar terindeks global menjadi terbuka. 2). Di luar ini, perlu untuk mengubah kebijakan SINTA agar memberikan lebih banyak ruang bagi jurnal berbahasa Indonesia yang berkualitas untuk tumbuh dan berkembang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, mengatur bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia, kecuali untuk tujuan atau bidang kajian khusus. Pentingnya penggunaan bahasa Indonesia dalam penyebaran pengetahuan di tingkat nasional menjadi kebutuhan kita bersama.

Meskipun ada tantangan besar bagi jurnal berbahasa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional, ada juga peluang untuk mengatasinya. Dengan revisi kebijakan dan dukungan yang tepat, jurnal berbahasa Indonesia dapat lebih mudah diindeks dan diakui secara internasional, sehingga pengetahuan dapat lebih cepat terserap oleh masyarakat umum.

Sebagai tambahan informasi, berikut syarat agar jurnal terindeks scopus, yang diringkas dari halaman Ready for Scopus:

1. Jurnal yang ingin masuk ke dalam Scopus harus memiliki setidaknya 2 tahun sejarah publikasi. Waktu ini diperlukan untuk menghasilkan metrik dan juga membantu evaluator melihat perkembangan jurnal serta potensi pertumbuhannya.
2. Jurnal harus memiliki judul unik yang tidak identik dengan yang sudah terdaftar di Scopus. Penggunaan judul yang sama dapat menyesatkan penulis dan pembaca.
3. Semua jurnal harus memiliki sistem peer review yang jelas dan dijelaskan di situs web jurnal. Jurnal tidak boleh menjamin penerimaan naskah atau proses review yang sangat singkat.
4. Judul, abstrak, kata kunci, dan afiliasi penulis harus dalam bahasa Inggris. Nama penulis juga harus ditulis dalam aksara Romawi. Isi artikel tidak disebutkan harus dalam bahasa inggris.
5. Referensi harus dalam aksara Romawi (diterjemahkan atau dilatinkan). Juga disarankan untuk selalu menyertakan “cite this article as” di setiap artikel.
6. Jurnal harus diterbitkan secara teratur sesuai jadwal yang tercantum di situs web jurnal.

(LMJ/Copilot)

Catatan: akan diupdate menggunakan data data baru yang masuk