Merenungkan Masa Depan Pendidikan Tinggi: kita mau ke mana?

Di era disrupsi teknologi dan persaingan global yang semakin ketat, pendidikan tinggi memegang peranan kunci dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas sumber daya manusia, inovasi, dan daya saing sebuah negara sangat bergantung pada kualitas lembaga pendidikan tingginya.

Lalu, jalan manakah yang harus ditempuh oleh pendidikan tinggi di Indonesia?

Kita tentu sepakat bahwa perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi besar. Namun, kita juga perlu jujur mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Berbagai pemeringkatan internasional menunjukkan bahwa perguruan tinggi kita masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, bahkan negara-negara berkembang lainnya di kawasan ASEAN.

Untuk itu, diperlukan sebuah refleksi mendalam dan diskusi publik yang luas untuk merumuskan strategi peningkatan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa gagasan awal yang patut dipertimbangkan antara lain: pengembangan research university unggulan yang mampu bersaing di tingkat global, konsolidasi sumber daya perguruan tinggi yang lebih efisien dan efektif, serta penguatan teaching university yang berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran dan pemerataan akses pendidikan tinggi.

Salah satu strategi yang mengemuka adalah membangun research university unggulan. Bayangkan, jika kita memiliki beberapa kampus yang tak hanya menjadi menara gading, tetapi juga menjadi pusat riset dan inovasi kelas dunia. Kampus yang mampu melahirkan solusi bagi berbagai permasalahan bangsa, bahkan berkontribusi dalam menjawab tantangan global. Jumlah kampus pada klaster ini tidak perlu banyak, cukup 5-10 saja, bisa berasal dari kampus yang telah ada, maupun hasil merger dari beberapa kampus dengan nama lama atau bahkan baru. Namun, mewujudkan hal ini tentunya memerlukan komitmen dan investasi yang besar, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri.

Di sisi lain, kita juga dihadapkan pada realitas banyaknya perguruan tinggi dengan sumber daya terbatas dan program studi yang tumpang tindih. Data di pangkalan data dikti menunjukkan ada 6516 perguruan tinggi di Indonesia (48% di antaranya berstatus sekolah tinggi, 15% berstatus universitas). Secara kualitas, perguruan tinggi kita masih tidak merata, terbukti dari jumlah di atas, hanya 2% yang terakreditasi unggul, 7% terakreditasi baik sekali, 42% terakreditasi baik, dan 41 % tidak terdata. Maka, konsolidasi sumberdaya menjadi keniscayaan. Bukan sekadar menggabungkan, tetapi menata ulang peta pendidikan tinggi agar lebih efisien dan relevan dengan kebutuhan zaman. Mungkin ada yang bertanya, “Bukankah setiap kampus memiliki keunikan dan sejarahnya masing-masing?” Tentu saja. Namun, di tengah arus perubahan yang semakin deras, kita perlu berani melakukan transformasi demi mencapai tujuan yang lebih besar.

Jika Ibu wakil menteri diktisaintek menyatakan bawah 70 % dosen perguruan tinggi adalah peneliti, dengan tugas utama sebagai ‘pabrik’ pengetahuan baru, hal ini betul, tapi untuk kampus top saja, yang bisa jadi dihasilkan dari universitas riset unggulan. Sisanya, yang jumlahnya jauh lebih banyak adalah kampus dengan yang fokus pada peningkatan kualitas pengajaran untuk mempersiapkan lulus yang siap kerja dan membuat lapangan kerja baru.

Mengingat persentase penduduk Indonesia yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 6,68% (atau 18,74 juta jiwa per Desember 2023). Gagasan untuk memajukan perguruan tinggi di Indonesia juga harus memperhatikan aspek pemerataan akses. Sehingga, selain harus ada kampus riset berkelas dunia, tak kalah penting, dan tak boleh kitaa lupakan, kita juga membutuhkan teaching university yang kuat dan merata di seluruh Indonesia. Karena sejatinya, pendidikan tinggi bukan hanya tentang menghasilkan peneliti dan ilmuwan, yang bertugas untuk menghasilkan pengetahuan baru; tetapi juga tentang mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter, berwawasan luas, dan siap mengabdi untuk kemajuan negeri. Di sinilah peran penting para pendidik dan dosen dalam membimbing dan menginspirasi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang unggul dan bermanfaat.

Ke depan, kita perlu memiliki keberanian untuk melakukan transformasi secara komprehensif, tidak hanya pada aspek kurikulum, tata kelola, dan sumber daya manusia, tetapi juga pada budaya akademik yang mendukung kemajuan.

Keputih City, Oct 29, 2024 10:15 am


Comments

2 responses to “Merenungkan Masa Depan Pendidikan Tinggi: kita mau ke mana?”

  1. Nur Hidayati Avatar
    Nur Hidayati

    Paparan tulisan yang menggugah bagi para pendidik pada Perguruan tinggi untuk kembali ke fitrah sesungguhnya mendidik, meneliti, serta mengabdi kepada masyarakat

    1. Terimakasih bu